Sejarah Piyama
Siapa yang tidak mengenal piyama? Hampir semua orang yang tidur akan menggunakan piyama baik pria maupun wanita. Piyama pria dan piyama wanita meskipun kelihatannya hampir-hampir mirip tapi ternyata mereka punya sejarah yang berbeda loh. Selain piyama wanita, hal yang penting digunakan oleh wanita ketika tidur adalah marks and spencer underwear wanita. Penasaran tentang sejarah piyama pria dan wanita? Cekidot!
Piyama pada awalnya digunakan di Eropa pada abad pertengahan dan terinspirasi dari gaya kostum mesir, romawi, asia, dan india. Awalnya orang membuat piyama d rumah dan dihias dengan aksesoris sederhana. Namun ketika mesin jahit diluncurkan dan pakaian siap pakai ramai digandrungi hingga akhir abad ke-19, pembuatan piyama menjadi lebih rumit, beragam dan dihiasi dengan aksesoris yang mewah.
Cek juga produk Marks and Spencer Thermal Underwear
Piyama sendiri dipakai untuk menjaga tubuh agar tetap hangat karena pada saat itu kebanyakan orang tinggal di daerah dengan iklim dingin. Selain itu pemakaian piyama juga berkaitan erat dengan moralitas dan adat istiadat setempat. Tapi pada tahun 1837-1901 muncul kritik tentang tren pakaian dari para penjaga moralitas. Mereka percaya bahwa tubuh wanita harus ditutupi dengan kain pembungkus dengan asalan moralitas meskipun untuk tidur sekalipun.
Kemudian pada tahun 1992, Willett & Cunnington memamerkan karya piyamanya di galeri kostum inggris. Mereka menggambarkan piyama wanita dengan model yang agak polos dan tidak terdapatnya kerah dan tidak adanya penutup pada bagian lengan. Kemudian setelah itu piyama wanita terus berkembang menjadi pakaian yang lebih rumit, menarik, memiliki banyak aksesoris dan berwarna-warni. Perubahan piyama wanita yang paling mencolok adalah pada tahun 1840 dan 1900 di mana garis leher dipotong dalam bentuk bulat, persegi, atau bentuk V. Kemudian lengannya tertutup rapat dan bagian belakang diikat dengan pita.
Hiasan variasi yang ditambahkan pada piyama supaya makin menarik meliputi ruffles, lipatan, pita, renda, manik-manik, dan bordir. Bordir sering ditempatkan pada bagian leher, kerah, korset, lengan, dan rok. Kemudian bahan kain sutra putih juga mulai dilirik untuk dijadikan piyama dan dicetak dalam desain yang lebih kecil.
Piyama pada awalnya digunakan di Eropa pada abad pertengahan dan terinspirasi dari gaya kostum mesir, romawi, asia, dan india. Awalnya orang membuat piyama d rumah dan dihias dengan aksesoris sederhana. Namun ketika mesin jahit diluncurkan dan pakaian siap pakai ramai digandrungi hingga akhir abad ke-19, pembuatan piyama menjadi lebih rumit, beragam dan dihiasi dengan aksesoris yang mewah.
Cek juga produk Marks and Spencer Thermal Underwear
Piyama sendiri dipakai untuk menjaga tubuh agar tetap hangat karena pada saat itu kebanyakan orang tinggal di daerah dengan iklim dingin. Selain itu pemakaian piyama juga berkaitan erat dengan moralitas dan adat istiadat setempat. Tapi pada tahun 1837-1901 muncul kritik tentang tren pakaian dari para penjaga moralitas. Mereka percaya bahwa tubuh wanita harus ditutupi dengan kain pembungkus dengan asalan moralitas meskipun untuk tidur sekalipun.
Kemudian pada tahun 1992, Willett & Cunnington memamerkan karya piyamanya di galeri kostum inggris. Mereka menggambarkan piyama wanita dengan model yang agak polos dan tidak terdapatnya kerah dan tidak adanya penutup pada bagian lengan. Kemudian setelah itu piyama wanita terus berkembang menjadi pakaian yang lebih rumit, menarik, memiliki banyak aksesoris dan berwarna-warni. Perubahan piyama wanita yang paling mencolok adalah pada tahun 1840 dan 1900 di mana garis leher dipotong dalam bentuk bulat, persegi, atau bentuk V. Kemudian lengannya tertutup rapat dan bagian belakang diikat dengan pita.
Hiasan variasi yang ditambahkan pada piyama supaya makin menarik meliputi ruffles, lipatan, pita, renda, manik-manik, dan bordir. Bordir sering ditempatkan pada bagian leher, kerah, korset, lengan, dan rok. Kemudian bahan kain sutra putih juga mulai dilirik untuk dijadikan piyama dan dicetak dalam desain yang lebih kecil.
Komentar
Posting Komentar